Selasa

Bikin Kenceng Honda BeAT

5917beat130-dvd-1.jpg

Honda BeAT pacuan Doran Satria ini bermain di seting kompresi 11,7 : 1. Lewat seting itu, racer asli Jakarta ini juga terasa mantap bermain di barisan depan kelas Matik 130 cc Tune Up Open seri pertama Indonesian Supermatic Race di Sirkuit Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu itu.

“Power BeAT ini di trek lurus dan tikungannya cukup besar,” timpal Doran Satria yang gabung di tim JP Racing Kawahara. Malah lewat pengukuran mesin dynotest, power tembus di hampir 15 dk lho. Itu, hampir setara dengan pacuan matik 150 cc.

Tentunya, mau tahu dong rahasia dapur pacu BeAT kelir matahari terbit ini. Ayo buka bersama. “Tidak banyak juga yang dimainkan. Paling sekitar head dan karbu. Lalu, piston deh,” ungkap Mariasan Kocek, mekanik tim yang bermarkas di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang itu.

Mulai dari piston dulu! Untuk capai batas maksimal, isi silinder di kelas 130 cc, piston aplikasi diameter 54,4 mm. Lewat metode bore up, kini kapasitas silinder jadi 127,3 cc. Cukup dong!
5918beat130-dvd-2.jpg

Dengan diameter piston yang sudah besar dari standar, katup isap dan buang juga disesuaikan. Untuk BeAT ini, Kocek mengandalkan klep Honda Sonic. Tapi diameter klep Sonic yang sebelumnya 28/24 mm disesuaikan ulang.

“Diameter klepnya dikecilin lagi. Klep in pakai 27 mm dan klep ex jadi 23 mm,” ungkap pria yang akrab disapa Marco yang diambil dari singkatan namanya. Nah, urusan buka-tutup klep juga dibikin ulang durasinya. Tentu, lewat ubahan profil kem atawa noken as.

Kem, pakai merek Kawahar tipe K-1. Untuk klep in, dibuat jadi 265º. Klep isap 28º membuka sebelum TMA (Titik Mati Atas dan menutup 57º setelah TMB (Titik Mati Bawah. Sedang klep ex, juga aplikasi durasi yang sama. Yup! Jadi 265º membuka 57º sebelum TMB dan menutup 28º sebelum TMA.

Lewat ubahan durasi dan klep, lift klep sekarang bertambah tinggi. Untuk klep in, tinggi angkatan klep menjadi 8 mm. Sedang klep ex, sedikit lebih rendah. Yaitu, bermain di 7,6 mm.

Untuk menjaga stabilnya buka-tutup klep, Marco menjagokan per klep milik Suzuki Smash. Layaknya per Honda Sonic, per Smash ini juga didobel pakai per klep milik Honda Grand.

Lewat ubahan di seputar kepala silinder ini, dome piston yang diaplikasi juga sudah ikut disesuaikan agar tak membentur klep. Maka, dome piston dibuat jadi 1,5 mm dengan coakan yang mengikuti klep isap dan buang.

Angka ini didapat, karena kepala silinder juga sudah dipapas 0,8 mm. Ada satu hal yang diterapkan Marco buat mempermudah bongkar-pasang blok. “Paking blok diganti pakai aluminium yang tebalnya 1 mm. Jadi, kalau bongkar blok, tidak gonta-ganti paking,” bilang pria yang juga pembalap dengan nomor start 133 ini.

Oh ya! Bicara kompresi 11,7 : 1, memang tergolong rendah untuk pacuan balap. Tapi, ini sesuai dengan bahan bakar yang diaplikasi pada Indonesian Super Matic Race. Yaitu, Pertamax Plus. So, mau coba seting yang diterapkan Kocek?

Mareee!

SETING KARBURATOR

5919beat130-dvd-3.jpgDengan racikan engine yang sudah ketemu seting, Kocek alias Marco juga ikut seting sistem bahan bakar. Yap! Karburator pakai milik Honda NSR SP yang punya diameter venturi 28 mm.

Seting yang dilakukan untuk memperbaiki aliran udara yang masuk ke ruang bakar. Oleh pria yang juga pembalap Honda Banten ini, moncong venturi dipotong! “Potongnya sekitar 3 mm,” buka Kocek.

Setelah dipotong, venturi juga didesain ulang lewat permainan mesin bubut. Modelnya menyerupai corong. Ya, mengecil hingga ke dalam. Menurut Kocek yang juga jago seting pacuan balap ini, karbu model ini rpm lebih cepat teriak.

“Beda dengan karbu model standar. Pakai model ini, mesin lebih cepat teriak dari putaran bawah,” bilang pria bertubuh kurus tinggi itu. Tapi, pemakaian karbu modif ini butuh penyesuaian !

Karena rpm lebih cepat berteriak, roller sedikit lebih diberatkan. Tentu, agar nafas mesin tidak cepat habis. Makanya, jika sebelumnya pakai roller berat 7 gram, kini dibuat jadi 8 gram.

Tidak hanya roller yang dimainkan, tapi ukuran pilot-jet juga dinaikkan. Naiknya, hanya satu step. Dari ukuran sebelumnya yang 42, kini jadi 45. So, suplai keinginan putaran bawah tetap dipenuhi di ruang bakar.

Menemani ubahan yang dilakukan di engine dan karbu, seting terakhir dilakukan pada bagian pengapian. CDI diganti pakai merek BRT yang mengusung programable. Tipe yang diandalkan, Super Pro.

“Untuk BeAT ini, pakai tiga seting timing pengapian,” timpal Kocek lagi. Tanpa mengurangi bobot magnet, timing diseting mulai dari 18º hingga 20º. Tapi masing-masing timing itu punya fungsi. Tidak sekadar pilihan.

Sementara untuk angka 20º, digunakan ketika mesin masih di putaran rendah. Misalnya, saat start. Lalu, turun jadi 19º saat mesin mencapai putaran tengah ke atas. Lalu, untuk di street alias lintasan lurus, pakai yang 18º. “Ini dapat dari pengukuran lewat dynotes,” tutup pria asli Betawi ini.
DATA MODIFIKASI

Ban : Indotire 90/80-14
Gas spontan : Yamaha YZ
Per CVT : Kawahara 1.500 rpm
Kampas kopling : Kawahara
Knalpot : Kawahara

2 komentar:

Anonim mengatakan...

gan,,,seandainya BeAT yang menggunakan piston standard lalu menggunakan roller 10/11gram dan cdi BRT apa kh bs memacu kendaraan lbh kencang...???

knapagila mengatakan...

tq to : Anonim
silahkan berkunjung ke "http://www.motorplus-online.com/index.php/article/detail/id/2729"
untuk penjelasannya lebih lanjut...
salam kenal....

:a: :b: :c: :d: :e:
:f: :g: :h: :i: :j: :k: :L: :m: :n: :o: :p: :q:

Posting Komentar

ketik huruf emo bila kasih emotion di komentar Agan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...