Himbau Kepada TKI Agar Jangan Terlalu Banyak Merantau Ke Singapura

Pemerintah Singapura berniat membatasi aliran tenaga kerja asing untuk mengatasi dampak resesi ekonomi dunia yang menghantam negeri kota itu. Kebanyakan warga Singapura merupakan keturunan Cina, India, dan Indonesia.

“Kita tidak akan menerima orang lagi,” kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong kemarin saat berpidato di Nanyang Technological University.
Kantor berita Reuters menyebutkan, Lee tidak ingin melanjutkan ledakan ekonomi yang terjadi beberapa tahun sebelumnya. Ketika itu, setiap tahun sekitar 100 ribu orang pekerja asing memasuki Singapura. Saat ini total pekerja asing hampir 1 juta orang.
Akibatnya, jumlah penduduk sementara dan penduduk tetap yang bukan warga negara Singapura menjadi sekitar 35 persen dari total penduduk 4,84 juta jiwa. “Tidak perlu lagi memikirkan seberapa cepat masyarakat menyerap dan mengintegrasikan para pendatang baru,” ujarnya.

Jika terwujud, kebijakan baru ini bertolak belakang dengan niat pemerintah sebelumnya. Tadinya Singapura bertekad meningkatkan jumlah penduduk sebanyak 35 persen dalam 40-50 tahun ke depan melalui perpindahaan penduduk.

Dalam jangka panjang, kata Lee, Singapura membutuhkan pekerja asing dan imigran untuk melakukan pekerjaan yang tidak populer bagi penduduk Singapura. Namun, penduduk lokal khawatir kedatangan warga asing akan memperketat kompetisi pekerjaan.

Pertumbuhan ekonomi Singapura pada 2008 melambat menjadi hanya 1,1 persen. Jauh merosot dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 8,2 persen yang dicapainya antara tahun 2004-2007. Jumlah pengangguran juga menyentuh level tertinggi dalam lima tahun.

Produk domestik bruto Singapura tumbuh kembali menjadi 20,7 persen dalam kuartal kedua 2009, setelah empat kuartal berturut-turut menurun. Begitu pun, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2009 akan berkontraksi antara 4-6.